Sebagai
manusia peserta didik/siswa memerlukan rasa nyaman belajar,dihormati serta
mendapat perhatian dari guru, karenanya guru lebih akomodatif sehingga siswa
akan belajar dalam suasana kondusif dalam mencapai hasil yang optimal. Melalui
azas-azas didaktif ini diharapkan seorang guru mampu mengelola dan mendesain
pembelajaran secara profesional dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut
azas-azas didaktik yang perlu dimliki oleh seorang guru:
Herbart
(1841) menyatakan bahwa Apersepsi adalah memperoleh tanggapan baru dengan
bantuan tanggapan yang telah ada. Apersepsi telah diketahui dapat membangkikan
minat dan perhatian siswa terhadap materi ajar. Apersepsi bisa berupa
pertanyaan atau demontrasi kegiatan. Apersepsi dibutuhkan untuk mnguatkan
materi ajar sebelum atau sesudahnya. Contoh: Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Berbicara mengungkapkan pendapat,pikiran dan perasaan. Guru bisa
melakukan apersepsi dengan mengajak siswa mengeluarkan ide,gagasan dan pendapat
secara bebas tentang suatu kegiatan sehari-hari baik di sekolah dan di rumah.
Azas Peragaan (demontrasi)
Para ahli mengatakan untuk
mengajarkan hal-hal yang Abstrak harus dimulai dari hal yang konkrit,semi
konkrit, kemudian Abstrak. Pakar yang terkenal dalam hal ini adalah Prof.
Bruner. Konsep akan mudah dipahami jika siswa aktif memanipulasi benda konkrit dan
semi konkrit sebagai model representasi dari konsep yang abstrak. Bruner juga mengajarkan pada kita
dengan teori yang dikenal :
a.
Teori
konstruksi, dimana anak dapat secara mudah menkonstruksikan ide-ide abstrak ke
dalam struktur kognitif. Melalui peragaan semi konkrit (iconic) baru ke tahap
abstrak (simboli).
b.
Teori
notasi, bisa dilakukan berupa: peragaan dalam menyapukan kuas cat, memasang
komponen, memaikan alat musik, membuat bangun dsb. Hal ini akan lebih mudah
dipahami oleh siswa dibandingkan pembelajaran hafalan atau ceramah saja.
Azas Motivasi
Guru selain tugas pokoknya
mendidik dan mengajar, juga berfungsi sebagai fasilitator dan motivator dalam
kegiatan pembelajaran. Sebagai motivator guru memegang peran penting untuk
menjaga kelangsungan belajar siswanya. Motivasi dapat muncul dalam diri anak
karena :
a.
Kesadaran
diri timbul secara alami tanpa ada
dorongan akibat keinginan atau cita-cita yang tinggi dalam diri anak (motivasi
instrinsik).
b.
Kesadaran
diri yang diakibatkan oleh pengaruh lain, teman,guru atau lingkungan dimana
anak belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua memegang perananan dalam
menumbuhkan minat.
Azas Belajar Aktif
Pada hakekatnya belajar
adalah wujud keaktifan siswa walaupun dearajatnya tidak sama antar siswa.
Sementara kata “aktif” ini dapat tertuang dalam beberapa hal seperti:
mendengarkan,menulis,membaca dan mengerjakan sesuatu serta berdiskusi. Agar
siswa berhasil dalam belajar harus terlibat “aktif” dalam segi mental beserta
fisiknya. Kadar keaktifan siswa ini menurut Mc Keachie (1954) ada tujuh dimensi
antara lain:
1)
Partisipasi
siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran
2)
Tekanan
pada afektif dalam pembelajaran
3)
Partisipasi
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
4)
Penerimaan
guru dalam perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan dan cendrung
salah.
5)
Kekondusifan
kelas sebagai kelompok belajar
6)
Adanya
Peluang dan kesempatan siswa dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sekolah.
7)
Adanya
waktu yang dipergunakan untuk menangani masalah pribadi siswa baik yang
berhubungan dengan pelajaran ataupun tidak berupa bimbingan khusus.
Sebagai mahluk individu
dan sosial seorang guru harus dapat mengantarkan siswa-siswinya secara
menyeluruh untuk menjadi manusia bertangungjawab baik pada
dirinya,keluarga,bangsa dengan bekal pengetahuan,keterampilan,moralitas
sekaligus menjadi mahluk sosial yang
demokratis dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Azas Mandiri
Seiring usia manusia maka pendidikan tidak boleh
memanjakan anak, bantuan yang kita berikan hanyalah berupa umpan untuk
menumbuhkan kesadaran diri untuk berjuang keras dalam mencapai cita-cita yang
dikehendaki. Oleh sebab itu melarang siswanya berprilaku malas,pasrah,meniru
karya orang lain, menyontek dan sebagainya.
Azas Penyesuaian dengan Individu Lain
Setiap manusia memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing oleh Tuhan yang Maha esa ini juga dalam
kecepatan menyerap dan menerima pembelajaran,bakat,minat,serta kemampuan
lainnnya. Namun perbedaan ini dapat juga dipengaruruhi oleh faktor: ekonomi
orang tua,lingungan tempat tinggal, serta besarnya perhatian orang tua. Bagi
guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan pendidikan
sebaik mungkin untuk memenuhi perbedaan individu tersebut.
Azas Korelasi
Pada intinya korelasi ini
adalah mengaitkan pokok pembahasan dalam pembelaran dengan bahasan lain dalam
mata pelajaran serta mengaitkan hubungan
dan mamfaat suatu pelajaran serta kemampuan berkorelasi dalam mengelola
pembelajaran inovatif.
Azas Evaluasi
Seorang guru hendaknya selalu
mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan proses pembelajaran, dengan tujuan
mengukur tingkat keberhasilan guru dalam memberikan materi ajar terhadap siswa.
Hal ini harus dilakukan secara berkala atau terencana demi kesinambungan pada
proses sebelum dan setelah pembelajaran.