Social Icons

Sabtu, 15 Februari 2014

AZAS - AZAS DIDAKTIK DALAM PEMBELAJARAN

AZAS - AZAS DIDAKTIK DALAM PEMBELAJARAN


Sebagai manusia peserta didik/siswa memerlukan rasa nyaman belajar,dihormati serta mendapat perhatian dari guru, karenanya guru lebih akomodatif sehingga siswa akan belajar dalam suasana kondusif dalam mencapai hasil yang optimal. Melalui azas-azas didaktif ini diharapkan seorang guru mampu mengelola dan mendesain pembelajaran secara profesional dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut azas-azas didaktik yang perlu dimliki oleh seorang guru:
Azas Apersepsi
Herbart (1841) menyatakan bahwa Apersepsi adalah memperoleh tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Apersepsi telah diketahui dapat membangkikan minat dan perhatian siswa terhadap materi ajar. Apersepsi bisa berupa pertanyaan atau demontrasi kegiatan. Apersepsi dibutuhkan untuk mnguatkan materi ajar sebelum atau sesudahnya. Contoh: Pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Berbicara mengungkapkan pendapat,pikiran dan perasaan. Guru bisa melakukan apersepsi dengan mengajak siswa mengeluarkan ide,gagasan dan pendapat secara bebas tentang suatu kegiatan sehari-hari baik di sekolah dan di rumah.
Azas Peragaan (demontrasi)
Para ahli mengatakan untuk mengajarkan hal-hal yang Abstrak harus dimulai dari hal yang konkrit,semi konkrit, kemudian Abstrak. Pakar yang terkenal dalam hal ini adalah Prof. Bruner. Konsep akan mudah dipahami jika siswa aktif memanipulasi benda konkrit dan semi konkrit sebagai model representasi dari konsep yang abstrak. Bruner juga mengajarkan pada kita dengan teori yang dikenal :
a.    Teori konstruksi, dimana anak dapat secara mudah menkonstruksikan ide-ide abstrak ke dalam struktur kognitif. Melalui peragaan semi konkrit (iconic) baru ke tahap abstrak (simboli).
b.    Teori notasi, bisa dilakukan berupa: peragaan dalam menyapukan kuas cat, memasang komponen, memaikan alat musik, membuat bangun dsb. Hal ini akan lebih mudah dipahami oleh siswa dibandingkan pembelajaran hafalan atau ceramah saja.
Azas Motivasi
Guru selain tugas pokoknya mendidik dan mengajar, juga berfungsi sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai motivator guru memegang peran penting untuk menjaga kelangsungan belajar siswanya. Motivasi dapat muncul dalam diri anak karena :
a.    Kesadaran diri  timbul secara alami tanpa ada dorongan akibat keinginan atau cita-cita yang tinggi dalam diri anak (motivasi instrinsik).
b.    Kesadaran diri yang diakibatkan oleh pengaruh lain, teman,guru atau lingkungan dimana anak belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua memegang perananan dalam menumbuhkan minat.
Azas Belajar Aktif
Pada hakekatnya belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun dearajatnya tidak sama antar siswa. Sementara kata “aktif” ini dapat tertuang dalam beberapa hal seperti: mendengarkan,menulis,membaca dan mengerjakan sesuatu serta berdiskusi. Agar siswa berhasil dalam belajar harus terlibat “aktif” dalam segi mental beserta fisiknya. Kadar keaktifan siswa ini menurut Mc Keachie (1954) ada tujuh dimensi antara lain:
1)    Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran
2)    Tekanan pada afektif dalam pembelajaran
3)    Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
4)    Penerimaan guru dalam perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan dan cendrung salah.
5)    Kekondusifan kelas sebagai kelompok belajar
6)    Adanya Peluang dan kesempatan siswa dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sekolah.
7)    Adanya waktu yang dipergunakan untuk menangani masalah pribadi siswa baik yang berhubungan dengan pelajaran ataupun tidak berupa bimbingan khusus.
Azas Kerjasama
Sebagai mahluk individu dan sosial seorang guru harus dapat mengantarkan siswa-siswinya secara menyeluruh untuk menjadi manusia bertangungjawab baik pada dirinya,keluarga,bangsa dengan bekal pengetahuan,keterampilan,moralitas sekaligus menjadi mahluk sosial yang demokratis dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Azas Mandiri
Seiring   usia manusia maka pendidikan tidak boleh memanjakan anak, bantuan yang kita berikan hanyalah berupa umpan untuk menumbuhkan kesadaran diri untuk berjuang keras dalam mencapai cita-cita yang dikehendaki. Oleh sebab itu melarang siswanya berprilaku malas,pasrah,meniru karya orang lain, menyontek dan sebagainya.
Azas Penyesuaian dengan Individu Lain
Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing oleh Tuhan yang Maha esa ini juga dalam kecepatan menyerap dan menerima pembelajaran,bakat,minat,serta kemampuan lainnnya. Namun perbedaan ini dapat juga dipengaruruhi oleh faktor: ekonomi orang tua,lingungan tempat tinggal, serta besarnya perhatian orang tua. Bagi guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan pendidikan sebaik mungkin untuk memenuhi perbedaan individu tersebut.
Azas Korelasi
Pada intinya korelasi ini adalah mengaitkan pokok pembahasan dalam pembelaran dengan bahasan lain dalam mata pelajaran serta mengaitkan hubungan dan mamfaat suatu pelajaran serta kemampuan berkorelasi dalam mengelola pembelajaran inovatif.
Azas Evaluasi
Seorang guru hendaknya selalu mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan proses pembelajaran, dengan tujuan mengukur tingkat keberhasilan guru dalam memberikan materi ajar terhadap siswa. Hal ini harus dilakukan secara berkala atau terencana demi kesinambungan pada proses sebelum dan setelah pembelajaran.

Demikian azas-azas didaktik dalam pembelajaran di sekolah, smoga dapat bermamfaat.

Tidak ada komentar: